Dua hal yang selalu berhasil 'membutakan' manusia adalah: cinta dan benci. Apalagi dalam kadar yang berlebihan.
Saat rasa cinta kita terlalu besar pada seseorang, maka apapun tindakan dari orang tersebut akan selalu benar di mata kita. Apapun perbuatannya akan selalu baik menurut kita. Tidak ada satu tindakan darinya yang salah, tidak ada satu perbuatan darinya yang buruk menurut kita.
Pun saat telinga kita 'berhasil' mendengar kesalahannya, saat mata kita 'berhasil' menemukan keburukannya, kita tetap tidak akan mengakuinya sebagai suatu kesalahan atau pun suatu keburukan. Karena sekali lagi: tidak ada satu tindakan darinya yang salah, tidak ada satu perbuatan darinya yang buruk menurut kita.
Sebaliknya saat kita memiliki rasa benci yang besar terhadap seseorang. Setiap langkah yang Ia ambil adalah salah di mata kita. Setiap perbuatan yang Ia lakukan akan selalu buruk di mata kita. Meskipun 'diam-diam' ada bagian dalam hati kita yang mengakui bahwa perbuatannya baik dan benar, kita akan cenderung memilih untuk menutupi bagian tersebut dan tetap keukeuh bahwa dia salah. Sampai kapan pun 'si orang' ini akan tetap salah di mata kita. Titik.
Jika kita telah sampai pada tahap mencintai dan membenci orang seperti ini; maka hati-hatilah. Boleh jadi kita memalaikatkan syaitan pun sebaliknya boleh jadi kita telah men-syaitankan malaikat. Di dunia ini tidak ada manusia yang jika benar Ia akan selalu benar dan jika sekali salah Ia akan selalu salah.
Well...
Ini bukan tentang Pak Joko dan Pak Wowo, kok. Tapi jika kebetulan kalian yang membaca adalah pendukung salah satu di antara mereka dan kalian tersinggung: maka boleh jadi tulisan ini benar. Silahkan di baca kembali...
#cttnAA
Ngomong-ngomong ini foto saya lagi duduk bukan terbang
Saat rasa cinta kita terlalu besar pada seseorang, maka apapun tindakan dari orang tersebut akan selalu benar di mata kita. Apapun perbuatannya akan selalu baik menurut kita. Tidak ada satu tindakan darinya yang salah, tidak ada satu perbuatan darinya yang buruk menurut kita.
Pun saat telinga kita 'berhasil' mendengar kesalahannya, saat mata kita 'berhasil' menemukan keburukannya, kita tetap tidak akan mengakuinya sebagai suatu kesalahan atau pun suatu keburukan. Karena sekali lagi: tidak ada satu tindakan darinya yang salah, tidak ada satu perbuatan darinya yang buruk menurut kita.
Sebaliknya saat kita memiliki rasa benci yang besar terhadap seseorang. Setiap langkah yang Ia ambil adalah salah di mata kita. Setiap perbuatan yang Ia lakukan akan selalu buruk di mata kita. Meskipun 'diam-diam' ada bagian dalam hati kita yang mengakui bahwa perbuatannya baik dan benar, kita akan cenderung memilih untuk menutupi bagian tersebut dan tetap keukeuh bahwa dia salah. Sampai kapan pun 'si orang' ini akan tetap salah di mata kita. Titik.
Jika kita telah sampai pada tahap mencintai dan membenci orang seperti ini; maka hati-hatilah. Boleh jadi kita memalaikatkan syaitan pun sebaliknya boleh jadi kita telah men-syaitankan malaikat. Di dunia ini tidak ada manusia yang jika benar Ia akan selalu benar dan jika sekali salah Ia akan selalu salah.
Well...
Ini bukan tentang Pak Joko dan Pak Wowo, kok. Tapi jika kebetulan kalian yang membaca adalah pendukung salah satu di antara mereka dan kalian tersinggung: maka boleh jadi tulisan ini benar. Silahkan di baca kembali...
#cttnAA
Ngomong-ngomong ini foto saya lagi duduk bukan terbang
Comments