Ini Guruapin. Dulu pernah jadi ibu kota kecamatan sebelum dipindahkan ke daerah lain. Boleh dibilang Guruapin adalah 'pusat perbelanjaan' masyarakat di kecamatan Kayoa Selatan, baik saat masih berstatus sebagai ibu kota pun setelah tidak lagi.
Kayoa Selatan sendiri merupakan salah satu kecamatan dari beberapa kecamatan di Pulau Kayoa. Dan desa-desa di sana merupakan gugusan pulau-pulau kecil yang dipisahkan oleh lautan. Alat transportasi yang menghubungkan masyarakat antar desa adalah 'katinting' yang juga digunakan untuk mencari ikan dan pergi ke kebun oleh masyarakat yang mayoritas bekerja sebagai nelayan dan petani. Meskipun saat ini telah dibangun infrastruktur berupa jalan darat yang menghubungkan beberapa desa namun 'katinting' masih menjadi pilihan nomor satu.
Guruapin selalu ramai di hari Jum'at yang merupakan Hari Pasarnya masyarakat di sana. Orang-orang dari setiap desa di Kecamatan Kayoa Selatan datang untuk belanja kebutuhan pokok dan ada yang datang untuk menjual hasil kebun mereka. Di antara orang-orang tersebut, ada yang 'bertugas' mengantar orang-orang dengan masing-masing keperluannya tersebut menggunakan katinting. Tentu saja dibayar. Seingat saya dulu waktu kecil masih Rp10.000an perorang, itu sudah termasuk 'tiket' pulang pergi. Tapi tiket itu hanya berlaku untuk orang dewasa, anak kecil: free. Dan itulah yang mungkin menjadi alasan kenapa banyak 'pucuk-pucuk' - termasuk saya yang ikut nimbrung ke pasar. Padahal paling cuma main kejar-kejaran dengan pucuk-pucuk lain. Hahahaha.
Pada saat Lebaran, Guruapin makin ramai lagi. Dimulai setelah H-7 orang-orang sudah datang untuk membeli segala keperluan mereka juga sudah sibuk untuk mencari baju lebaran. Makin bertambah ramai ketika H-3. Bahkan saat H-1 pun masih ramai.
#cttnAA
Kayoa Selatan sendiri merupakan salah satu kecamatan dari beberapa kecamatan di Pulau Kayoa. Dan desa-desa di sana merupakan gugusan pulau-pulau kecil yang dipisahkan oleh lautan. Alat transportasi yang menghubungkan masyarakat antar desa adalah 'katinting' yang juga digunakan untuk mencari ikan dan pergi ke kebun oleh masyarakat yang mayoritas bekerja sebagai nelayan dan petani. Meskipun saat ini telah dibangun infrastruktur berupa jalan darat yang menghubungkan beberapa desa namun 'katinting' masih menjadi pilihan nomor satu.
Guruapin selalu ramai di hari Jum'at yang merupakan Hari Pasarnya masyarakat di sana. Orang-orang dari setiap desa di Kecamatan Kayoa Selatan datang untuk belanja kebutuhan pokok dan ada yang datang untuk menjual hasil kebun mereka. Di antara orang-orang tersebut, ada yang 'bertugas' mengantar orang-orang dengan masing-masing keperluannya tersebut menggunakan katinting. Tentu saja dibayar. Seingat saya dulu waktu kecil masih Rp10.000an perorang, itu sudah termasuk 'tiket' pulang pergi. Tapi tiket itu hanya berlaku untuk orang dewasa, anak kecil: free. Dan itulah yang mungkin menjadi alasan kenapa banyak 'pucuk-pucuk' - termasuk saya yang ikut nimbrung ke pasar. Padahal paling cuma main kejar-kejaran dengan pucuk-pucuk lain. Hahahaha.
Pada saat Lebaran, Guruapin makin ramai lagi. Dimulai setelah H-7 orang-orang sudah datang untuk membeli segala keperluan mereka juga sudah sibuk untuk mencari baju lebaran. Makin bertambah ramai ketika H-3. Bahkan saat H-1 pun masih ramai.
#cttnAA
Comments