"Waaaaaaaagik rooootiiiii"
Sebuah lengkingan suara di depan rumah memaksa mata saya terbuka lebar. Karena kaget kantuk yang sedari tadi merayu pergi seketika. Sumber suara itu asalnya dari seorang anak kecil yang membawa wadah plastik berisi roti. "Wagik roti" sendiri dalam bahasa orang di sini jika di-Indonesiakan artinya jual roti.
Saya tertawa. Bukan karena menertawan anak itu juga bukan karena menertawakan diri saya sendiri yang dikagetkan oleh suaranya. Saya tertawa karena teringat dulu sayalah yang sering meneriakkan "wagik roti".
Ya, dari SD hingga SMP saya dulu jualan roti. Roti buatan nenek. Saya membawa wadah plastik besar berisi 25 hingga 30 buah roti. Meneriakkan "wagik roti" sepanjang jalan, keliling desa. Setiap pagi saat sebelum berangkat ke sekolah, sesekali siang, dan sore hari jika masih ada roti di rumah yang belum habis terjual.
Ahhh, jika diingat tidak ada yang lebih menyenangkan rasanya dibandingkan saat melihat tempat roti saya kosong karena laku dibeli...
#cttnAA #Sagawele
Comments