Waktu kecil dulu aku selalu menemanimu setiap ziarah ke pekuburan. Tugasku adalah membersihkan kuburan; menyapunya. Kau yang menaburi bunga dan menyirami air.
Dari satu kuburan ke kuburan lain kau selalu sabar menjawab pertanyaan-pertanyaanku tentang mereka. Menjelaskan bagaimana hubunganmu dengan mereka; beberapa adalah cucumu, ada anak-anakmu, saudaramu, juga orangtuamu. Karena selalu ikut, sampai sekarang aku masih ingat dengan jelas satu per satu kuburan dan cerita tentang mereka.
Sekarang aku ke pekuburan ini tanpa langkah kakimu. Tanpa sosokmu di sebelahku menenteng keranjang berisi bunga. Tidak ada lagi tawamu pada kekesalanku setiap kali ember berisi air yang kubawa kotor (ada sebutir pasir di dalamnya).
Aku tidak lagi bisa melihat sosokmu menaburi bunga di atas kuburan. Kau seharusnya sedang bercerita dan menjawab segala pertanyaan-pertanyaanku yang kadang membuatmu tertawa karena tak masuk akal.
18 hari setelah kepergianmu. Kita yang biasanya berziarah bersama, kita yang biasanya datang ke sini dan pulang ke rumah bersama, sekarang berubah. Yang tinggal hanya aku yang datang menatapi kuburanmu. Datang tanpa sosokmu, pulang tanpa sosokmu.
Pekuburan yang sunyi ini makin terasa sunyi.
Comments