Skip to main content

Review Jurnal - Etika Bisnis dan Profesi

PERAN PENTING ETIKA BISNIS BAGI PERUSAHAAN-PERUSAHAAN INDONESIA DALAM BERSAING DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
Jeffry H. Sinaulan
(Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Tama Jagakarsa)

DIREVIEW OLEH
Fachran Nurdiansyah Arifin


A.    LATAR BELAKANG
Dengan berkembangnya dunia ekonomi tentunya pelaku ekonomi harus memerhatikan faktor-faktor terkait dengan perkembangan tersebut. Dalam perusahaan dibutuhkan perencanaan jangka panjang dan strategi yang tepat untuk dapat bersaing dalam persaingan global yang sangat ketat saat ini. Selain itu, faktor lain yang perlu diperhatikan dalam perusahaan untuk dapat bersaing dalam perkembangan ekonomi saat ini adalah terkait dengan masalah “etika”.
Etika sangatlah penting bagi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya juga dalam mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen dalam membeli atau mengkonsumsi produk yang dijual oleh perusahaan. Tentunya hal tersebut juga berpengaruh terhadap tingkat pendapatan yang diterima oleh perusahaan.
Dalam menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN atau disingkat MEA yakni Desember 2015, etika bisnis menjadi poin penting yang wajib dipegang oleh semua perusahaan sebagai pelaku bisnis di Indonesia. Perusahaan meyakini bahwa prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Hal ini menjadi tantangan bagi pelaku ekonomi atau perusahaan di Indonesia yang tidak hanya bersifat internal (di dalam negeri) tetapi terlebih lagi persaingan dengan pelaku-pelaku ekonomi di negara ASEAN dan negara lain di luar ASEAN seperti China dan India.


B.     TUJUAN
Jurnal ini bertujuan untuk mengetahui pentingnya peran etika bisnis bagi perusahaan-perusahan Indonesia dalam menjalankan bisnisnya, mengetahui  strategi  yang diterapkan pelaku bisnis (perusahaan) Indonesia, dan sejauh mana persiapan Indonesia dalam menghadapi era MEA.

C.    METODE PENELITIAN
Jurnal ini menggunakan data sekunder. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya tetapi melalui media perantara. Seperti buku-buku literatur, surat kabar, majalah, dan informasi yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti.
Teknik pengumpulan datanya menggunakan studi kepustakaan yaitu mempelajari buku-buku literatur dan bacaan-bacaan lain yang dapat membantu dalam pemecahan masalah.

D.    HASIL PENELITIAN
Etika bisnis dalam perusahaan mempunyai peran penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh.
  Langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Indonesia berdasarkan rencana strategis pemerintah untuk menghadapi MEA / AEC, antara lain Penguatan Daya Saing Ekonomi; Program ACI (Aku Cinta Indonesia); Penguatan Sektor UMKM; Perbaikan Infrastruktur; Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia; Reformasi Kelembagaan dan Pemerintahan.
Pemerintah Indonesia telah melakukan sejumlah upaya untuk meningkatkan kesiapan dalam menghadapi MEA ini antara lain menetapkan 85 standard kompetensi kerja nasional Indonesia (SKKNI) serta akreditasi 725 balai latihan kerja dan lembaga pelatihan kerja swasta (LPKS); telah melakukan pelatihan wirausaha dan keterampilan kerja bagi 717.454 calon tenaga kerja dan melakukan sertifikasi terhadap 167 lembaga sertifikasi profesi (LSP) sebagai kesiapan menghadapi MEA; harus dapat meningkatkan daya saing pekerja Indonesia agar bisa memenangkan persaingan di tingkat ASEAN dan Internasional; Kementerian Ketenagakerjaan bersama dengan seluruh stakehoder dan melakukan sinergi untuk melakukan percepatan peningkatan kompetensi dan daya saing pekerja Indonesi; juga telah melakukan pelatihan wirausaha dan keterampilan kerja bagi 717.454 calon tenaga kerja dan melakukan sertifikasi terhadap 167 Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) sebagai kesiapan menghadapi MEA.

E.     REVIEW
Sebagai pembaca, menurut saya sebenarnya penulisan jurnal ini sudah cukup baik karena bisa dipahami oleh pembaca. Namun, referensi yang digunakan oleh penulis belum lengkap dan belum menguatkan alasan mengapa etika bisnis itu penting bagi perusahaan di Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean. Misalnya pada poin:
“dalam menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN atau disingkat MEA yakni Desember 2015, etika bisnis berperan penting dan harus dipegang oleh semua pelaku bisnis di Indonesia. Karena tanpa adanya etika bisnis, penyelesaian sengketa bisnis melalui lembaga peradilan maupun di luar pengadilan atau arbitrase akan menjadi sia-sia.”
Penulis tidak menjelaskan mengapa penyelesaian sengketa bisnis tanpa adanya etika bisnis merupakan hal yang sia-sia.

Penulis juga telah menuturkan dengan baik terkait dengan apa itu etika dan bisnis secara umum, namun sebaiknya penulis juga harus mendefenisikan dan membahas secara spesifik terkait dengan apa itu etika bisnis dan manfaatnya bagi pelaku ekonomi.

Comments

Popular posts from this blog

Home is My Favorite Word

  Salah satu kata favoritku dalam bahasa inggris adalah ‘home’ yang berarti rumah. Memang kata rumah dalam bahasa inggris bukan hanya ‘home’, ada ‘house’ juga. Yang menjadi pembeda, saat kita bilang ‘house’ maka artinya hanya sebatas ‘bangunan fisik’ yang kita tempati. Tidak lebih. Sedangkan saat kita bilang ‘home’ kita tidak hanya bicara tentang bangunan fisik, kita bicara tentang perasaan. ‘Home’ berarti perwujudan apapun yang membuat kita nyaman dan menemukan cinta. Maka itu bisa tempat, bangunan, atau bahkan orang. Selama kita merasa nyaman. Selama kita merasa aman. Selama kita merasa dicintai. Selama kita bisa menjadi diri kita sendiri tanpa khawatir dinilai. Selama kita bahagia. Maka tidak penting dalam bentuk apapun, itu adalah ‘home’. Ketika seseorang bilang ke kita “you are my home” atau “you feel like home to me”, bagiku itu adalah bentuk penghargaan tertinggi.

Kenangan

  Aku biasanya berbaring di sampingmu. Semenjak kecil. Mendengarkanmu bercerita banyak hal. Apa saja, termasuk keinginan-keinginan sederhanamu. Terlalu sederhana. Seperti saat kau memintaku untuk membelikanmu sebuah sandal yang nyaman untuk kau pakai di rumah. Kadang giliranmulah yang mendengarkan aku bercerita. Lebih tepatnya berkeluh kesah. Saat banyak hal menyakitkan terjadi. Saat hati sesak, penuh dengan beban. Mengobrol denganmu selalu menjadi obat. Saat jauhpun kita tidak pernah absen mengobrol. Saling menelepon menjadi rutinitas kita. Meskipun hanya beberapa menit. Kau bilang; “Yang penting kmalongo nik Alan ni suara do” Sekarang, hening. Tempat tidur yang biasanya kau tempati, di mana aku biasanya berbaring di sisimu, sekarang kosong. Kau tidak lagi di situ. Tidak ada lagi senandung-senandung kecilmu. Pun obrolan-obrolan kita. Aku tidak bisa lagi mendengarkan suaramu. Semesta memutuskan telepon kita. Padahal masih banyak yang ingin kuceritakan padamu, masih banyak yang ingi...