Skip to main content

Gender Equality

Ketika ada yg menyebut "gender equality" atau kesetaraan gender, yang ada dipikiran saya adalah; perempuan. Well, saya membenarkan apa yg saya pikirkan ini dengan mengacu pada sejarah munculnya konsep kesetaraan gender. Ada banyak sekali penelitian, ada banyak sekali kajian, ada banyak sekali artikel yg saya dapat dari google (hahahaha) yg membuktikan bahwa kesetaraan gender diawali oleh perjuangan perempuan dalam menuntut hak dan kesetaraan dengan kaum lelaki atau yg biasa kita dengar dengan sebutan 'emansipasi' atau 'gerakan feminisme'.

Terlepas dari sejarah, kita tidak bisa menampik fakta bahwa banyak dari kita yg mengidentikkan kesetaraan gender dengan 'perempuan', 'kesetaraan perempuan', 'feminisme', 'emansipasi wanita'. Fakta yg ketika kita melihat makna dari 'kesetaraan gender', maka tidak adil jika kita hanya bicara tentang hak-hak perempuan.  I mean we are talking about gender, right? jadi tidak adil jika kita mengabaikan hak-hak laki-laki.

Untuk lebih meyakinkan, mari kita lihat pengertian kesetaraan gender according to Wikipedia (saya tidak punya referensi lain wkwkwk):
"Kesetaraan gender (keadilan gender) adalah pandangan bahwa semua orang harus menerima perlakuan yang setara dan tidak didiskriminasi berdasarkan identitas gender mereka. Dalam prakteknya, tujuan dari kesetaraan gender adalah agar tiap orang memperoleh perlakuan yang sama dan adil dalam masyarakat, tidak hanya dalam bidang politik, di tempat kerja, atau bidang yang terkait dengan kebijakan tertentu".

Jadi, sederhanannya: kita tidak boleh memperlakukan atau diperlakukan berbeda karena identitas gender kita.

Konsep kesetaraan gender ini sebenarnya rumit bagi saya pribadi tetapi menjadi menarik ketika dipikirkan. (Bukankah sesuatu yg rumit itu memang menarik? Wkwkwk) Ini juga yg menjadi alasan untuk saya menulis postingan ini dengan 'pengetahuan saya yg terbatas' tentang kesetaraan gender ("takut nanti ada yg minta debat" detected 😅). Rumit bagi orang awam seperti saya, karena jika dipirkan: ada batasan untuk melihat perempuan dan laki-laki. Maksudnya, ada beberapa pekerjaan laki-laki yg memang tidak seharusnya dilakukan oleh perempuan dan begitu juga sebaliknya, ada beberapa pekerjaan perempuan yg tidak seharusnya dilakukan oleh laki-laki. Tetapi ketika kita bicara tentang kesetaraan gender (bukankah atau apakah) kita harus melupakan batasan-batasan itu (!?)

Alasan lainnya saya menulis postingan ini adalah- mungkin banyak dari kita yg sudah sering mendengar kasus pelecehan seksual yg dilakukan laki-laki terhadap perempuan. Tapi apakah kita pernah mendengar kasus pelecehan seksual kepada laki-laki yg dilakukan oleh perempuan? Tentunya ada tapi jarang, bukan karena tidak terjadi tetapi karena jarang dilaporkan. Silahkan saja tanya ke google kasus-kasus tersebut. Atau dalam kasus sehari-hari kita bisa melihat buktinya.

Hal yang sama tetapi dengan kasus yg berbeda, kita sering menganggap bahwa tindakan kekerasan yg dilakukan laki-laki terhadap perempuan adalah hal yg tidak pantas (dan memang tidak pantas). Tetapi, banyak sekali perempuan 'yg menggunakan' identitas perempuannya untuk melakukan kekerasan kepada laki-laki.
Contohnya:
Laki-laki kasar terhadap perempuan - salah
Perempuan kasar terhadap laki-laki - ???

Laki-laki memegang (maaf) bokong perempuan - salah
Perempuan memegang bokong laki-laki - ???

"Gender equality?"

Yaaa, jika melihat arti kesetaraan gender menurut Wikipedia di atas maka sebenarnya pembahasan tentang 'kesetaraan' ini bisa lebih luas dalam segala bidang, sosial, budaya, pendidikan, ekonomi, hukum, dll. Dan tidak adil jika saya hanya melihat dari dua masalah di atas.

Meninggalkan hal tersebut, ada salah seorang teman yg mengatakan ini pada saya:
"Fakta bahwa kesetaraan gender identik dengan perempuan adalah karena 'kekerasan', 'diskriminasi' sebagian besar dialami oleh perempuan"

Well, itu benar sekali, tetapi dengan adanya fakta tentang  kekerasan yg juga dialami oleh laki-laki dan makna dari kesetaraan gender maka kita tidak seharusnya hanya berfokus pada hak perempuan ketika membahas tentang kesetaraan gender tetapi juga harus melihat hak-hak laki-laki.

Silahkan coret-coret di kolom komentar untuk mengoreksi saya...

Comments

Popular posts from this blog

Home is My Favorite Word

  Salah satu kata favoritku dalam bahasa inggris adalah ‘home’ yang berarti rumah. Memang kata rumah dalam bahasa inggris bukan hanya ‘home’, ada ‘house’ juga. Yang menjadi pembeda, saat kita bilang ‘house’ maka artinya hanya sebatas ‘bangunan fisik’ yang kita tempati. Tidak lebih. Sedangkan saat kita bilang ‘home’ kita tidak hanya bicara tentang bangunan fisik, kita bicara tentang perasaan. ‘Home’ berarti perwujudan apapun yang membuat kita nyaman dan menemukan cinta. Maka itu bisa tempat, bangunan, atau bahkan orang. Selama kita merasa nyaman. Selama kita merasa aman. Selama kita merasa dicintai. Selama kita bisa menjadi diri kita sendiri tanpa khawatir dinilai. Selama kita bahagia. Maka tidak penting dalam bentuk apapun, itu adalah ‘home’. Ketika seseorang bilang ke kita “you are my home” atau “you feel like home to me”, bagiku itu adalah bentuk penghargaan tertinggi.

Kenangan

  Aku biasanya berbaring di sampingmu. Semenjak kecil. Mendengarkanmu bercerita banyak hal. Apa saja, termasuk keinginan-keinginan sederhanamu. Terlalu sederhana. Seperti saat kau memintaku untuk membelikanmu sebuah sandal yang nyaman untuk kau pakai di rumah. Kadang giliranmulah yang mendengarkan aku bercerita. Lebih tepatnya berkeluh kesah. Saat banyak hal menyakitkan terjadi. Saat hati sesak, penuh dengan beban. Mengobrol denganmu selalu menjadi obat. Saat jauhpun kita tidak pernah absen mengobrol. Saling menelepon menjadi rutinitas kita. Meskipun hanya beberapa menit. Kau bilang; “Yang penting kmalongo nik Alan ni suara do” Sekarang, hening. Tempat tidur yang biasanya kau tempati, di mana aku biasanya berbaring di sisimu, sekarang kosong. Kau tidak lagi di situ. Tidak ada lagi senandung-senandung kecilmu. Pun obrolan-obrolan kita. Aku tidak bisa lagi mendengarkan suaramu. Semesta memutuskan telepon kita. Padahal masih banyak yang ingin kuceritakan padamu, masih banyak yang ingi...

Review Jurnal - Etika Bisnis dan Profesi

PERAN PENTING ETIKA BISNIS BAGI PERUSAHAAN-PERUSAHAAN INDONESIA DALAM BERSAING DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN ( https://www.jagakarsa.ac.id ) Jeffry H. Sinaulan (Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Tama Jagakarsa) DIREVIEW OLEH Fachran Nurdiansyah Arifin A.     LATAR BELAKANG Dengan berkembangnya dunia ekonomi tentunya pelaku ekonomi harus memerhatikan faktor-faktor terkait dengan perkembangan tersebut. Dalam perusahaan dibutuhkan perencanaan jangka panjang dan strategi yang tepat untuk dapat bersaing dalam persaingan global yang sangat ketat saat ini. Selain itu, faktor lain yang perlu diperhatikan dalam perusahaan untuk dapat bersaing dalam perkembangan ekonomi saat ini adalah terkait dengan masalah “etika”. Etika sangatlah penting bagi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya juga dalam mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen dalam membeli atau mengkonsumsi produk yang dijual oleh perusahaan. Tentunya hal tersebut juga berpengaruh terhadap tingkat...