"...pantai adalah gambaran sederhana kehidupan. Kadang ramai dan ada waktunya...sepi. " (-Alan Arifin) |
"Kau bilang kau suka pantai?" Tanyaku padanya yang sedari tadi kelihatannya belum berkedip sama sekali.
"Saya suka pantai. Memangnya ada yang tidak suka pantai?" Dia menjawab dengan pertanyaan.
"Tentu saja ada. Meskipun..." saya berhenti sejenak untuk meminum air mineral yang saya bawa. "Meskipun saya tidak tahu siapa orangnya....atau siapa mereka"
"Kau tidak tahu siapa orangnya?. Okeee..." Dia mengangguk-anggukkan kepalanya berulang-ulang sambil tersenyum. "Jadi, saya bisa asumsikan kalau semua orang menyukai pantai" Dia tersenyum lagi.
"Terserahlah. Saya percaya bahwa di dunia ini tidak ada satu hal yang bisa disukai oleh semua orang. Uumm, tapi ngomong-ngomong, kenapa kau suka pantai?" Kini giliranku menjawab dengan memberikan pertanyaan. Menirunya. Hmm, bukankah memang percakapan kami bentuknya selalu begini?
"Apa harus butuh alasan untuk menyukai sesuatu?" Dia menjawab dengan pertanyaan lagi.
"Ya, iyalah. Saat kau menyukai sesuatu itu pasti ada sebabnya. Ada alasan-alasan di baliknya. Omong kosong jika ada orang yang bilang menyukai sesuatu tanpa ada alasan." Dia melihat ke arah saya. Saya mengangkat bahu sambil tersenyum.
"Saya suka pantai. Lebih tepatnya duduk di pantai dan memandangi lautan seperti ini. Jika kau ingin tahu alasan kenapa saya menyukai pantai jawabannya sama dengan alasan kenapa kau suka memandangi hujan." Dia menirukan gaya mengangkat bahu saya tadi.
"Menyenangkan. Menenangkan. Membuat nyaman. Menghadirkan perasaan bahagia." Saya mengedipkan mata. Dia menganggukkan kepala.
"Kau sendiri? Kenapa kau suka pantai?" Dia melihat ke arah saya.
"Menurut saya pantai adalah gambaran sederhana kehidupan. Kadang ramai dan ada waktunya...sepi. Berada di pantai adalah cara saya merenungi dan mensyukurinya." Saya tersenyum sambil melemparkan batu kecil ke laut.
Kini kami terdiam. Desiran ombak menggantikan kami bersuara. Aahhh, langit sudah jingga. Burung-burung kecil yang sibuk terbang ke sana ke mari tidak lagi kelihatan. Anak-anak kecil yang dari tadi berenang sudah pulang. Pun nelayan-nelayan dengan perahu-perahu mereka telah menyudahi 'acara' menangkap ikan.
Saya berdiri dan mengajaknya untuk pulang. Dia agak enggan tetapi akhirnya berdiri juga. Saya masih belum bisa menemukan jawaban kenapa kami masih mengenakan baju yang sama setiap kali bertemu. Saya dengan pakaian hitam, dan dia dengan pakaian putih.
Mungkin saja saya sudah tahu jawabannya. Atau mungkin memang tidak ada jawabannya...
Mungkin...
... ... ...
#cttnAA
Comments