Skip to main content

The Magic - Sebuah Buku Sihir

"..setiap aksi memberi syukur setara dengan jumlah syukur yang akan kita terima."
(-Rhonda Byrne)

Pernah merasa berjodoh dengan sebuah buku?

Saat saya masih rajin nge-Smule ada seorang teman yang meminta saya untuk menyanyikan sebuah lagu (uhuui hahaha). Kebetulan lagu yang ia minta belum pernah saya dengar sebelumnya. Jadilah si teman saya ini mengirimkan  music video lagu tersebut. Katanya supaya saya hafalin dan hayati lagunya (ini orang sepertinya pengen bangat dengerin lagu ini dari suara cempreng saya).

Saya pun memutar video yang ia kirim. Tapi karena saat itu saya sedang makan siang jadi saya hanya mendengarkan lagunya sambil sesekali mengintip isi video. Saya agak kaget ketika ada adegan di dalam music video tersebut yang memunculkan sebuah buku. Bukan hanya sekali tetapi beberapa kali. Sepertinya buku tersebut memang punya peranan penting dalam music video lagu itu dan rasanya saya pernah melihat buku itu di suatu tempat.
Untuk memastikan saya me-replay dan menjeda di bagian saat buku itu muncul. Dan ternyata saya benar. Saya memang pernah melihatnya- karena saya punya buku itu.

Buku itu berjudul The Secret: The Magic karya Rhonda Byrne.  Buku terebut saya beli semasa kuliah. Saat itu (saat masih kuliah) saya cukup rajin mengunjungi Gramedia yang letaknya di lantai dua salah satu Mall di Ternate- untuk mencari buku pegangan mata kuliah dan jika ada uang lebih biasanya saya belikan buku bacaan ringan yang biasanya didiskon harganya hehehe.

Nah, kebetulan saat mencari buku referensi untuk salah satu tugas makalah saya menemukan buku sekuel The Secret ini ditaruh di atas meja bersama buku lain. Di tengah buku-buku tersebut ada papan kecil yang ditempeli kertas bertuliskan "Rp100.000 dapat lima buku". Oke, baik. Saya lalu memilih lima buku tebal yang harga normalnya sekitar Rp90.000an bahkan salah satunya berharga Rp100.000 lebih sekian. Lumayan kan? Saya tidak perlu mengeluarkan uang Rp500.000 untuk lima buku.

Kembali ke buku tersebut. Alasan saya memilih buku itu - selain karena harga normalnya yang kebetulan didiskon- juga karena buku itu hanya ada satu. Oke, baik-yang kedua kali. Saya pikir saya beruntung mendapatkan buku itu.

Pulangnya, lima buku baru itu saya letakkan bersama buku-buku lama saya. Tapi belum saya baca. Karena kebetulan saat itu semester 3, semester yang paling banyak tugas kuliahnya. Tidak ada waktu untuk rekaman lagu di kamar mandi pun tidak untuk menggeluti buku lain. Jadilah lima buku tersebut saya baca setelah libur semester. Dan buku The Secret: The Magic dapat jadwal terakhir untuk saya baca.

Isi buku The Secret: The Magic sederhana saja: tentang resep agar hidup bahagia. Dan bumbu rahasia dari resep itu adalah syukur. Ya, hanya syukur. Syukur inilah yang jadi The Magic atau sihir yang mendatangkan bahagia dalam hidup. Syukur inilah juga yang menjadi ide dasar Rhonda Byrne menulis sebuah buku setebal 280 halaman itu.

Rhonda Byrne percaya pada Hukum Newton yang berbunyi: "Setiap aksi selalu memiliki reaksi yang berlawanan dan setara". Menurutnya hukum tersebut dapat diterapkan dalam resep syukur sehingga menjadi: setiap aksi memberi syukur setara dengan jumlah syukur yang akan kita terima. Itulah kenapa beliau mengisi setiap bab dengan resep dan ajakan pada kita untuk mempraktikkan sihir syukur agar semakin banyak dampak syukur yang kita terima.

Sebagai bocoran jika kalian ingin membeli buku tersebut dan ingin mempraktikkan sihir syukur maka carilah sebuah batu kerikil kecil yang nyaman saat digenggam. Batu tersebut nantinya kita namai 'batu ajaib' yang fungsinya penting mulai dari praktik sihir syukur awal hingga bab akhir buku itu.

Jujur saat pertama kali membacanya, saya hanya membacanya tanpa mempraktikkan sihir syukur di setiap babnya. Nah,  tapi ternyata satu resep sihir di salah satu bab dalam buku The Secret: The Magic itu telah saya praktikkan beberapa tahun sebelum membeli buku itu. Saya mempraktikkannya saat masih SMA.

Itu loh membuat daftar keinginan dikertas lalu membacanya setiap kali sebelum tidur. Ini sebenarnya diajarkan oleh (kalau tidak salah) seorang guru SMA saya dulu yang katanya ampuh untuk 'mencapai' keinginan-keinginan kita. Meskipun Rhonda Byrne menambahkan dengan mengucap syukur seolah kita telah mendapatkan keinginan tersebut namun tidak jauh berbeda-lah dengan yang diajarkan oleh guru SMA saya. Intinya menulis daftar keinginan di kertas dan meyakini bahwa keinginan-keinginan tersebut bisa kita capai suatu saat nanti.

Dan tahukah bahwa daftar keinginan saya saat SMA tersebut hampir semuanya telah saya capai beberapa tahun kemudian yaitu saat kuliah. Ajaib bukan? Ini juga baru saya sadari saat membaca kembali buku itu setelah melihatnya ada di music video lagu yang dikirim teman saya.

Jadi pernah merasa berjodoh dengan sebuah buku?
"Ya, sering. Buku ini salah satunya."

Fyi, buku Nyonya Produser Rhonda Byrne ini pernah berada di daftar buku terlaris New York Times selama 190 minggu dan dijuluki oleh USA Today sebagai salah satu dari 20 buku terlaris utama selama 15 tahun terakhir (akhir tahun 2013). Jadi kita sepakat bahwa saya beruntung memilih buku ini di antara buku lain yang juga didiskon kan? hehehe.

Comments

Popular posts from this blog

Ada Apa Dengan Diskon? (AADD)

Siapa hayoo yg kalo dengar kata diskon gendang telinganya besar matanya melotot? Disadari atau nggak, kata diskon merupakan jurus ampuh yg selalu bisa membuat jualan laku. Percaya deh, kalau ada kata diskon terpampang pasti banyak orang yg bakalan menyerbu. Sebenarnya sih diskon itu cuman strategi pemasaran yg digunain penjual untuk mengelabui konsumen. Iya? Setidaknya, ada dua strategi diskon (lebih tepatnya sih pemalsuan diskon wkwkwk) yg biasa digunakan oleh penjual untuk membuat barangnya laku. Pertama, diskon diberikan hanya untuk produk yang merupakan barang lama yg gak laku. Namanya barang lama daripada gak laku terus gitu menuhin gudang mending dijual dengan harga murah (diberi potongan harga) biar bisa diganti dengan produk baru yg lebih trendi. Kedua, terkadang sebelum didiskon, harga dinaikkan terlebih dahulu. Jadi misalnya ada barang dengan harga sebenarnya Rp.100.000, nah dinaikkan nih oleh si penjual menjadi Rp.200.000 terus diberi diskon 50%. Paham ka

South Halmahera Regency

From Wikipedia, the free encyclopedia (https://en.wikipedia.org/wiki/South_Halmahera_Regency) South Halmahera Regency Regency Seal Country   Indonesia Province North Maluku Island Halmahera Capital Labuha Area  • Total 8,892 km 2 (3,433 sq mi) Population (2010)  • Total 198,911 Time zone WIT ( UTC+9 ) Website http://www.halselkab.go.id South Halmahera Regency or Halmahera Selatan is a regency of North Maluku Province, Indonesia . It lies partly on Halmahera Island and partly on smaller islands to the west and south of Halmahera. As of 2010 it had a population of 198,911 people. [ 1 ] The capital lies at Labuha on Bacan Island. Islands It is home to a number of archipelagoes and islands. Among them: Obi Islands , including Obira (main), Bisa, Obilatu and other small islands, comprising in all 5 kecamatan with 41,455 people at the 2010 census. Bacan Islands , including: Bacan I

Review Jurnal Manajemen Strategi

Judul               : Analisis SWOT dalam Menentukan Strategi Pemasaran Sepeda Motor    pada PT. Samekarindo Indah di Samarinda Sumber            : eJournalAdministrasiBisnis 2013, 1 (1): 56-70                           ISSN 0000-0000, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.org                           @copyright2013 Penulis             : Nur Afrilita T. Reviewer         : Fachran Nurdiansyah Arifin PENDAHULUAN             PT. Samekarindo Indah adalah perusahaan yang bergerak dalam penjualan kendaraan Suzuki dan merupakan Main Dealer Suzuki (distributor utama) yang ditunjuk oleh PT. Indomobil selaku ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek) Suzuki untuk wilayah penjualan Kalimantan Timur khususnya di wilayah Samarinda. Selain melayani penjualan kendaraan Suzuki, PT. Samekarindo Indah memberikan pelayanan seperti servis serta menyediakan suku cadang bagi kendaraan Suzuki. Dalam hal sepeda motor, realisasi pengadaan dan pemasaran sepeda motor Suzuki mengalami fluktuasi pangsa pas