Skip to main content

Obrolan 7: "Iklan"

"Aku tidak ingin kau atau siapapun mencampuri urusanku dengan Tuhan..." -Alan Arifin



 "Jika aku percaya pada Tuhan karena kamu, karena omongan kamu, itu artinya aku jelas lebih percaya kamu dari pada Tuhan. Jadi biar. Biar aku yang menemukan Tuhan sendiri. Aku tidak ingin kau atau siapapun mencampuri urusanku dengan Tuhan..." Jawabku tegas. Kurapikan buku-buku di atas meja dan mengisinya dalam ranselku. Aku hendak pergi dari tempat ini. Meninggalkan orang yang duduk di depanku yang sekarang hanya termangu.


"Kamu mau kemana?" Tanya dia ketika aku sudah beberapa langkah darinya.

"Pergi" Jawabku tanpa berbalik. Aku lanjut berjalan. Ku dengar langkah kakinya di belakang.

"Kemana pun kau pergi aku akan ikut. Aku harus ikut." Dia sudah berada di samping.

"Ke Toilet?" Tanyaku sambil terus berjalan.

"Aku ikut!" Timpalnya segera.

"Gilaaa" Aku tertawa.

"Orang marah gak boleh ketawa" Katanya.

"Siapa yang marah?" Aku menghentikan langkahku

"Gak tau. Ada orang di dalam tadi." Jawabnya cuek sambil terus berjalan. Dia merogoh saku kemejanya, mengambil earphone dan memakainya.

"Siapa yang ketawa?" Aku bertanya kembali.

"Gak kedengeran nih." Katanya. Aku mencopot earphone di telinga kanannya dan kupakaikan di telingaku. Lagu keroncong, Sampul Surat dari Ismail Marzuki yang dinyanyikan oleh Lilis Suryani.

*** *** ****

Setelah beberapa menit berdebat di ruangan tadi. Kami berjalan di atas trotoar. Menyusuri jalanan yang lengang. Diam. Hanya Lilis Suryani yang dari tadi tidak berhenti bersuara di telinga kami.

"Kamu lihat brosur ini? Atau papan iklan di atas?" Dia buka suara.

"Kenapa?"

"Kok kenapa?" Di balik bertanya.

"Lah, monyet juga bisa lihat kali papan iklan segede itu." Aku lekas duduk di bangku di atas trotoar ini. Siapapun yang punya ide menaruh bangku di trotoar jalan ini, terima kasih untuknya. Aku melepas ransel. Dia ikut duduk.

"Iya, kenapa sih papan iklan ini di pasang? Dia bertanya lagi.

"Nanya mulu. Kalau iklannya gak ditaroh di situ siapa yang mau beli produk mereka?"Aku melihat ke arahnya yang tersenyum.

"Nah, itu. Aku tuh tadi niatnya cuman ngiklan aja. Kamu lihat iklannya, kamu percaya, kamu datangi mereka, dan kamu rasain sendiri lalu sisanya terserah kamu." Dia mengangkat bahu lalu balik melihatku.

"Ini lanjut soal yang tadi nih?" Aku memasang wajah malas.

"He-em" dia mengangguk. "Anggap aja aku iklan. Jad.."

"Setiap aku nonton youtube. Setiap dengerin lagu. Setiap ngebuka internet. Semuanya iklan. Dan aku skip. Gaaaanggu!" Aku memotong bicaranya

"Tapi iklan gak bakalan nyerah..." Timpalnya. "Aku bakalan tetap ikut kamu. Ke pantai, ke pasar, ke gunung, ke toilet, kemana pun".

"Terserah kamu."

"Iklan emang tujuannya buat kita percaya ama dia. Tapi saat kita percaya ama dia itu artinya kita percaya ama orang yang ngebuat iklan itu sendiri." Dia mencopot earphone dari telinganya dan memberikan padaku. "Nih, sebelah lagi. Aku kerasin volumenya. Anggap aja kamu lagi ngeskip iklan."

Kami kembali terdiam. Kini Lilis Suryani hanya bernyanyi di telingaku. Aku menatap orang yang duduk di sampingku. Dia masih memandangi papan iklan di seberang jalan sambil tersenyum...

Comments

Popular posts from this blog

Ada Apa Dengan Diskon? (AADD)

Siapa hayoo yg kalo dengar kata diskon gendang telinganya besar matanya melotot? Disadari atau nggak, kata diskon merupakan jurus ampuh yg selalu bisa membuat jualan laku. Percaya deh, kalau ada kata diskon terpampang pasti banyak orang yg bakalan menyerbu. Sebenarnya sih diskon itu cuman strategi pemasaran yg digunain penjual untuk mengelabui konsumen. Iya? Setidaknya, ada dua strategi diskon (lebih tepatnya sih pemalsuan diskon wkwkwk) yg biasa digunakan oleh penjual untuk membuat barangnya laku. Pertama, diskon diberikan hanya untuk produk yang merupakan barang lama yg gak laku. Namanya barang lama daripada gak laku terus gitu menuhin gudang mending dijual dengan harga murah (diberi potongan harga) biar bisa diganti dengan produk baru yg lebih trendi. Kedua, terkadang sebelum didiskon, harga dinaikkan terlebih dahulu. Jadi misalnya ada barang dengan harga sebenarnya Rp.100.000, nah dinaikkan nih oleh si penjual menjadi Rp.200.000 terus diberi diskon 50%. Paham ka

South Halmahera Regency

From Wikipedia, the free encyclopedia (https://en.wikipedia.org/wiki/South_Halmahera_Regency) South Halmahera Regency Regency Seal Country   Indonesia Province North Maluku Island Halmahera Capital Labuha Area  • Total 8,892 km 2 (3,433 sq mi) Population (2010)  • Total 198,911 Time zone WIT ( UTC+9 ) Website http://www.halselkab.go.id South Halmahera Regency or Halmahera Selatan is a regency of North Maluku Province, Indonesia . It lies partly on Halmahera Island and partly on smaller islands to the west and south of Halmahera. As of 2010 it had a population of 198,911 people. [ 1 ] The capital lies at Labuha on Bacan Island. Islands It is home to a number of archipelagoes and islands. Among them: Obi Islands , including Obira (main), Bisa, Obilatu and other small islands, comprising in all 5 kecamatan with 41,455 people at the 2010 census. Bacan Islands , including: Bacan I

Review Jurnal Manajemen Strategi

Judul               : Analisis SWOT dalam Menentukan Strategi Pemasaran Sepeda Motor    pada PT. Samekarindo Indah di Samarinda Sumber            : eJournalAdministrasiBisnis 2013, 1 (1): 56-70                           ISSN 0000-0000, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.org                           @copyright2013 Penulis             : Nur Afrilita T. Reviewer         : Fachran Nurdiansyah Arifin PENDAHULUAN             PT. Samekarindo Indah adalah perusahaan yang bergerak dalam penjualan kendaraan Suzuki dan merupakan Main Dealer Suzuki (distributor utama) yang ditunjuk oleh PT. Indomobil selaku ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek) Suzuki untuk wilayah penjualan Kalimantan Timur khususnya di wilayah Samarinda. Selain melayani penjualan kendaraan Suzuki, PT. Samekarindo Indah memberikan pelayanan seperti servis serta menyediakan suku cadang bagi kendaraan Suzuki. Dalam hal sepeda motor, realisasi pengadaan dan pemasaran sepeda motor Suzuki mengalami fluktuasi pangsa pas