Skip to main content

Asal Usul Nama Desa Sagawele

 


Ini Sagawele. Salah satu desa kecil yg letaknya paling ujung di Kecamatan Kayoa Selatan. Meskipun kecil, tapi punya beberapa asal usul penamaan yg unik.

Versi pertama; Konon katanya kata Sagawele diambil dari bahasa Sagawele (Makian/Soma), yaitu kata Sagu yang artinya menombak dan Welik yang artinya Babi. Jadi dulu di Sagawele banyak sekali babi, dan karena para leluhur yg pertama kali mendiami Sagawele adalah muslim maka babi-babi tersebut kemudian dibunuh (ditombak). Versi lain mengatakan bahwa babi-babi tersebut dibunuh karena dianggap sebagai perusak tanaman para leluhur yg pada saat itu bekerja sebagai petani.

Versi kedua; konon dulu waktu pertama kali ditemukan oleh para leluhur, Sagawele merupakan pulau yang di atasnya tumbuh banyak 'Ai Samola' atau dalam bahasa Indonesia Kayu/Pohon Samola (saya gak tau nama pohon ini dalam bahasa Indonesia hahaha). Makanya pulau tersebut kemudian diberi nama Waisamola yg diambil dari kata Ai dan Samola. Nama Waisamola kemudian berubah menjadi Sagawele (tapi gak tahu kenapa namanya diganti menjadi Sagawele).

Versi lain menyebutkan bahwa arti Waisamola itu bukan merujuk pada kata "Ai Samola" atau Pohon Samola tetapi diartikan sebagai "Sumber Air". Hal ini karena dibandingkan dengan desa lain di Kayoa Selatan, hanya di Sagawelelah kita bisa menemukan mata air yg rasanya tidak asin dengan mudah. Padahal Sagawele merupakan pulau kecil yg dikelilingi air laut. Uniknya lagi di setiap rumah setidaknya pasti memiliki satu sumur. Tapi untuk versi ini, kata Waisamola hanya merupakan julukan dari leluhur desa-desa tetangga untuk Sagawele karena merupakan sumber air bagi desa mereka. Artinya, nama awal Sagawele memang Sagawele tetapi dijuluki (diberi nama lain) Waisamola.


 


Nah, beberapa versi penamaan desa Sagawele tersebut hanyalah cerita yang dulu sering saya dengar dari teman-teman saat masih kecil. Ada satu lagi versi lain, yang diceritakan sendiri oleh tetuah kampung.

Dahulu, ada sebuah pulau yang banyak ditumbuhi Ai Samola atau Pohon Samola. Pulau tersebut dihuni oleh sebuah kelompok masyarakat.

Suatu hari, terjadi kerusuhan antara masyarakat dengan perompak yang datang ke pulau tersebut. Singkat cerita, perompak tersebut berhasil dikalahkan oleh para masyarakat. Konon, para perompak ditombak kemudian digantung oleh masyarakat di sana. Dalam bahasa Soma, tombak berarti sagu dan gantung berarti kawele atau kaweklek. Dari situlah asal-usul penamaan desa Sagawele yang diambil dari kata; sagu dan kawele.

Terlepas dari asal-usul penamaannya, desa kecil ini punya pemandangan yang bagus. Pasir putih membentang sepanjang pulau, pohon bakau yang menghijau sepanjang pantai di bagian Utara dan Barat, bebatuan hitam besar kecil yang bisa kita temui di bagian barat Pulau, air laut dengan bermacam-macam biota lautnya, dan masih banyak lagi.

Sayangnya masyarakat setempat masih membuang sampah di laut.


Comments

Popular posts from this blog

Ada Apa Dengan Diskon? (AADD)

Siapa hayoo yg kalo dengar kata diskon gendang telinganya besar matanya melotot? Disadari atau nggak, kata diskon merupakan jurus ampuh yg selalu bisa membuat jualan laku. Percaya deh, kalau ada kata diskon terpampang pasti banyak orang yg bakalan menyerbu. Sebenarnya sih diskon itu cuman strategi pemasaran yg digunain penjual untuk mengelabui konsumen. Iya? Setidaknya, ada dua strategi diskon (lebih tepatnya sih pemalsuan diskon wkwkwk) yg biasa digunakan oleh penjual untuk membuat barangnya laku. Pertama, diskon diberikan hanya untuk produk yang merupakan barang lama yg gak laku. Namanya barang lama daripada gak laku terus gitu menuhin gudang mending dijual dengan harga murah (diberi potongan harga) biar bisa diganti dengan produk baru yg lebih trendi. Kedua, terkadang sebelum didiskon, harga dinaikkan terlebih dahulu. Jadi misalnya ada barang dengan harga sebenarnya Rp.100.000, nah dinaikkan nih oleh si penjual menjadi Rp.200.000 terus diberi diskon 50%. Paham ka

South Halmahera Regency

From Wikipedia, the free encyclopedia (https://en.wikipedia.org/wiki/South_Halmahera_Regency) South Halmahera Regency Regency Seal Country   Indonesia Province North Maluku Island Halmahera Capital Labuha Area  • Total 8,892 km 2 (3,433 sq mi) Population (2010)  • Total 198,911 Time zone WIT ( UTC+9 ) Website http://www.halselkab.go.id South Halmahera Regency or Halmahera Selatan is a regency of North Maluku Province, Indonesia . It lies partly on Halmahera Island and partly on smaller islands to the west and south of Halmahera. As of 2010 it had a population of 198,911 people. [ 1 ] The capital lies at Labuha on Bacan Island. Islands It is home to a number of archipelagoes and islands. Among them: Obi Islands , including Obira (main), Bisa, Obilatu and other small islands, comprising in all 5 kecamatan with 41,455 people at the 2010 census. Bacan Islands , including: Bacan I

Review Jurnal Manajemen Strategi

Judul               : Analisis SWOT dalam Menentukan Strategi Pemasaran Sepeda Motor    pada PT. Samekarindo Indah di Samarinda Sumber            : eJournalAdministrasiBisnis 2013, 1 (1): 56-70                           ISSN 0000-0000, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.org                           @copyright2013 Penulis             : Nur Afrilita T. Reviewer         : Fachran Nurdiansyah Arifin PENDAHULUAN             PT. Samekarindo Indah adalah perusahaan yang bergerak dalam penjualan kendaraan Suzuki dan merupakan Main Dealer Suzuki (distributor utama) yang ditunjuk oleh PT. Indomobil selaku ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek) Suzuki untuk wilayah penjualan Kalimantan Timur khususnya di wilayah Samarinda. Selain melayani penjualan kendaraan Suzuki, PT. Samekarindo Indah memberikan pelayanan seperti servis serta menyediakan suku cadang bagi kendaraan Suzuki. Dalam hal sepeda motor, realisasi pengadaan dan pemasaran sepeda motor Suzuki mengalami fluktuasi pangsa pas